KOMPAS.com - Nasional

Sabtu, 16 Maret 2013

ABORSI OH ABORSI


"Berantas sampai akarnya!" teriak pak tani sambil mencabut rumput liar yang mengusik tanaman padinya.

Lho, kok jadi ngomongin rumput ya? Apa hubungannya sama aborsi? Wah, sebenernya sih nggal ada hubungannya, tapi bisa dianalogikan.



Yup, aborsi itu bisa diibaratkan seperti rumput liar yang mengganggu tumbuh kembang suatu tanaman, misalnya padi. Padi merupakan makanan utama dan sumber karbohidrat bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Seorang wanita bisa juga dibilang penentu masa depan sebuah negara, karena dari wanitalah akan dilahirkan generasi penerus yang menentukan nasib bangsa ini. Dan, yang sering menjadi korban aborsi adalah wanita. Di sini kita bisa mengibaratkan wanita sebagai padinya. Ya, masa depan dan perkembangan seorang wanita bisa terganggu bahkan HANCUR karena aborsi. Anyway baswey, aborsi itu apa si?

Kata aborsi diserap dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal dari bahasa latin yang berarti pengguguran kandungan atau keguguran. Berdasarkan alasannya, aborsi dibagi menjadi 2 jenis,yaitu :

1. Spontaneous Abortion

Aborsi spontaneous atau dikenal sebagai keguguran merupakan proses keluarnya embrio atau fetus akibat kecelakaan, ketidaksengajaan atau penyebab alami lainnya yang mengakibatkan terhentinya kehamilan sebelum minggu ke-22.

2. Abortus Provocatus adalah proses penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan tertentu. Berdasarkan alasannya, Abortus Provocatus dapat dikategorikan menjadi :

a. Abortus Therapeuticus

yaitu pengakhiran kehamilan pada saat di mana janin belum dapat hidup demi kepentingan kesehatan si ibu.

b. Eugenic Abortion

Aborsi jenis ini adalah prosedur pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat. Sebelumnya, dokter harus benar-benar telah melakukan pemeriksaan mengenai keadaan janin. (Inna Hudaya, 2009 :14)

c. Abortus non-therapeticus

Aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya alasan perempuan melakukan aborsi ini adalah karena ketidaksiapan menjadi orang tua, baik itu secara psikis ataupun ekonomi.



Nah, yang akan kita “uplek-uplek” kali ini adalah jenis yang Abortus Provocatus dengan alasan nontherapeticus, aliasnya lagi aborsi yang ILLEGAL. Aborsi jenis ini paling banyak dilakukan, bahkan dilakukan secara “mandiri”, tanpa bantuan tenaga medis. Ya iyalah, tenaga medis yang profesional tidak akan membantu pasien untuk aborsi tanpa alasan yang jelas menurut medis. Berikut ini contoh kasus real “praktik mandiri” para muda mudi dalam praktik aborsi. Selamat menyaksikan!
Kisah yang pertama saya dengar dari salah satu dokter obsgyn di Semarang. Beliau bercerita, pernah ada sepasang muda mudi yang ngakunya sih, suami istri. Mereka datang ke sebuah rumah sakit, dalam kondisi si perempuan tengah hamil, tapi mengalami perdarahan. Si suami bilang istrinya habis jatuh di kamar mandi. Nah, setelah si istri yang sudah tak berdaya masuk ruang tindakan dan sedang diperiksa, si suami pamitan, katanya buru-buru, mau meeting. Dia hanya meninggalkan secarik kertas berisi nomor hp. “nanti, kalau ada apa-apa dengan istri saya, hubungi saja nomor ini, itu nomor saya, saya pergi dulu”. Yah, walaupun dicegah dengan berbagai alasan, lelaki itu tetap pergi. Setelah dokter memeriksa, beliau menemukan kejanggalan. Di jalan lahir (haduh, maaf ya), beliau menemukan sesuatu yang keras dan tumpul, kemudian ditariknya pelan-pelan. Apa yang beliau temukan? LIDI ! sebatang lidi dari bambu ada di jalan lahir. Astaghfirulloh... yang mungkin tadinya lidi itu mau dipake buat ngeluarin si dedek yang di dalem, ckckckck... perdarahan semakin hebat, dan dokter harus mengambil tindakan melalui persetujuan keluarga yang saat itu diketahui hanyalah suami yang mengantar si wanita malang itu. Setelah menelepon nomor HP yang ditinggal tadi, ternyatanya lagi yang mengangkat adalah orang tua si wanita. “Lho, suami??? Anak saya belum menikah pak dokter”. Hampir semuanya kaget. Tanpa pikir panjang, dokter menyuruh orang tua si wanita datang ke rumah sakit tersebut. Ketika akan dilakukan tindakan, ternyata kondisi mengharuskan wanita malang tersebut harus dirujuk ke rumah sakit besar. Sayangnya, Allah berkehendak lain. Tinggal beberapa menit lagi sampai di tujuan, si wanita malang tadi meninggal. Bayinya pun tak bisa diselamatkan. Na’udzubillah himindzalik.
Kisah berikutnya datang dari Nusa Tenggara Timur. saya kutip dari berita di KOMPAS.com. cekidot! PK (31), perempuan yang hamil akibat berselingkuh dengan tetangganya, YPT (36) melakukan aborsi di seorang dukun berinisial BK (70). Sang dukun membantu aborsi PK dengan tiga batang kayu berukuran kecil. Pada saat PK dibawa ke Puskesmas Maubesi, Insana Tengah, kondisinya mengalami pendarahan yang hebat sehingga terpaksa dengan dibantu bidan, PK langsung melahirkan dan di tubuh bayi terdapat tiga batang kayu kecil dengan panjang 0,8 cm. Diduga kuat kayu tersebut yang digunakan dukun untuk membunuh orok itu. Sebelumnya diberitakan, karena ditinggal merantau oleh suaminya AB (32) ke Malaysia selama tiga tahun, PK (31), TTUmenjalin hubungan asmara gelap dengan tetangganya, YPT (36). Tak hanya itu, PK pun hamil empat bulan akibat hubungan itu. Mendapati kehamilannya, pasangan selingkuh itu lalu mendatangi seorang dukun, BK (70), untuk melakukan aborsi. Sebelumnya, bersamaan dengan kehamilan PK, suaminya yang ada di Malaysia menelepon PK untuk segera mengikutinya ke Malaysia. Dengan bermodal uang Rp 300.000, YPT mendatangi rumah sang dukun untuk melakukan aborsi atas petunjuk ML, tetangga YPT. Setelah dikasih ramuan oleh sang dukun, PK mengalami pendarahan sehingga selama beberapa hari dia tidak keluar rumah hingga akhirnya bidan desa mendatangi PK dan membawanya ke puskesmas. Sampai di puskesmas, terbongkarlah kedok PK kalau pendarahan itu akibat aborsi lantaran PK melahirkan seorang orok yang sudah dalam keadaan meninggal.

Kawan, dua kisah tadi hanya sebagian kecil dari berjuta kasus aborsi yang ada. Keduanya pun nyata, bukan seperti sinetron atau FTV di televisi, bukan seperti dongeng pengantar tidur. Kisah-kisah seperti itu mungkin sudah tak asing lagi di masyarakat kita. Tapi pertanyaannya, akankah kita membiarkan hal tersebut tetap terjadi di sekitar kita? Tunggu dulu, kalau belum yakin untuk benar-benar menghentikannya, mungkin kita perlu tahu sedikit dampak atau resiko dari aborsi. Berikut liputannya.



Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.

Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka  yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.



Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi  dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
Kematian mendadak karena pendarahan hebat
 Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
Kanker hati (Liver Cancer)
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko kesehatan mental

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:

1.    Kehilangan harga diri (82%)

2.    Berteriak-teriak histeris (51%)

3.    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

4.    Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5.    Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

6.    Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)



Di luar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. (sumber: http://www.aborsi.org/resiko.htm)



Kayaknya akan terlalu panjang dan lebar kalau harus dijelaskan tiap jenis penyakitnya ya. Silakan cari info yang lebih luas dari beberapa penyakit di atas. Tapi mungkin dari namanya aja udah bisa menggambarkan kan seperti apa penyakitnya?? Na’udzubillah deh pokoknya pren...

Nah, pertanyaannya, kita harus berbuat apa nih?

sama halnya dengan rumput liar yang mengusik pepadian, aborsi juga harus dicabut dari akarnya. Nah, ngomong-ngomong, akarnya tu apaan sih?

Aha! Akar tunggang kan? Oh, bukan bukan, akar serabut, ah gimana sih!

Plak! BUKAN! Itu mah akar tanaman ya pren? Haduduh, maap maap.



Menurut... analisis saya (gaya sentilan sentilun), mungkin akar dari tindak aborsi ilegal salah satu di antaranya adalah freesex. Ya, hal itu mungkin bukan hal yang tabu lagi ya di lingkungan kita. Kalo kata orang tua, jaman dulu itu anak gadis gandengan tangan sama laki-laki yang bukan keluarganya pun nggak boleh, keluar malem sama pacar apalagi, Nah, kita lihat fenomena sekarang. Bukan pacaran katanya, kalau belum pegangan tangan. Belum serius pacaran katanya kalau belum berani memerawani  gadis (maaf ya kalau bahasanya agak fulgar). Dan akhirnya praktik seks bebas pun menjamur, baik itu yang sama-sama muda, yang tua sama yang muda, tante-tante sama bronis, bahkan bapak ke anaknya sendiri. Astaghfirullohal’adziim!



Aborsi pasti dilakukan ketika sudah ada janin di dalam rahim si wanita (yaiyalah, kalau belum, apa yang mau digugurin?). nah, janin berasal dari bertemunya sel sperma dan sel telur. Setelah tumbuh menjadi janin, banyak respon yang diberikan masing-masing orang tua biologis. Ada yang senang karena sudah lama mengharapkan titipan Allah itu. Ada juga yang “shock”, karena janin yang ada terbentuk karena sebuah “kecelakaan”, ya apalagi kalau bukan freesex.



Sebenarnya ada akar yang lebih mengakar lagi dari yang namanya aborsi ilegal. Tidak ada yang bisa mengendalikan hawa nafsu, selin kita sendiri. Ya, kuncinya adalah di diri kita masing-masing. Bagaimana kita bisa mengendalikan diri sendiri dari yang namanya cinta buta, yang bisa menjerumuskan kita ke freesex dan akhirnya “kebobolan” alias hamil. Setelah hamil, jalan pintasnya adalah aborsi. Haduuuh, jangan sampai deh ya teman-temanku sayaang.



Memang sih, nggak jarang juga perempuan yang hamil di luar nikah akhirnya menikah dan mempertahankan kehamilannya sampai anaknya lahir. Tidak ada istilah anak haram, karena pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Hanya saja tetep beda nantinya, anak yang memang “direncanakan” dan “yang tak diduga” ada. Mungkin di kesempatan lain, kita bisa bahas hal itu.



Setelah melihat pengertian aborsi dan bahayanya serta sedikit mengulas tentang akarnya, yuk, kita hentikan praktik aborsi ilegal. Apa mau Indonesia nantinya jadi negara yang melegalkan aborsi? Lho, emang ada? Ada dong, uruguay, yak, uruguay menjadi negara kedua di Amerika Latin yang melegalkan aborsi setelah Kuba. Mungkin sempat terpikir juga ya, daripada aborsi dilakukan secara mandiri sampai pakai lidi segala gara-gara takut ketahuan, mending dilegalkan sekalian. Wah, tapi kalau dilegalkan, mau jadi apa bangsa ini? Bisa-bisa nanti jarang orang nikah gara-gara bebas berhubungan seksual dan setelah hamil bisa digugurkan begitu saja kandungannya.



Bukan hal yang mudah memang untuk “memberantas” aborsi. Upaya yang dilakukan pemerintah maupun beberapa LSM dan organisasi untuk mencegah freesex ternyata bisa dihubungkan dengan mencegah adanya aborsi. Nah, tapi ya kembali lagi ke pribadi masing-masing, bagaimana kita bisa mengendalikan diri kita sendiri.

Buat saudaraku sesama perempuan, yuk saling menjaga, jangan sampai hati yang tipis ini mudah ditembus oleh rayuan laku-laki, walaupun laki-laki itu adalah seseorang yang sangat kita cintai. Tak usah takut tak dapat jodoh tanpa pacaran. Allah sudah menyiapkan “dia” yang terbaik untuk kita. Jangan sampai kita rusak rahim kita dengan aborsi. Jangan sampai kita gugurkan anak dalam rahim kita karena malu dengan kehamilan yang ada. Jangan sampai masa depan kita terputus, sakit-sakitan, harus kemoterapi karena kanker, hanya gara-gara aborsi. Dan jangan sampai tubuh kita ini nantinya harus merasakan panasnya api neraka hanya karena terbuai cinta buta. Ada baiknya kita menjaga diri sebaik mungkin, menutup aurat dengan baik sebagimana perintah Allah dan rosul-Nya. Ingat pula, kita adalah penentu masa depan bangsa ini! Dari rahim kitalah nantinya akan lahir generasi penerus yang berkualitas. Yang perlu kita siapkan bukan seberapa hebat dan banyak pacar yang kita punya, tapi seberapa luas pengetahuan dan “skill” kita untuk menjadi best mother untuk anak-anak kita dan best wife untuk suami kita nanti. Keep istiqomah!



Dan untuk kawanku para laki-laki, jagalah hawa nafsu kalian. Laki-laki yang hebat itu bukan mereka yang bisa angkat beban hingga ratusan kuintal. Bukan mereka yang bergonta-ganti pacar. Bukan mereka yang pandai mengumbar janji pada wanita. Bukan mereka yang bisa “melayani” banyak wanita lewat seks, tapi lelaki yang hebat adalah mereka yang mampu mengontrol hawa nafsunya serta tidak menyakiti wanita seperti apapun bentuknya. Bukan bermaksud mendikte ya Bro, tapi itu pendapatku si. Setuju atau tidak, pokoknya intinya harus setuju! (Lho, maksa banget ya?) nggak nggak, just kidding. Karena aborsi itu sebenarnya bukan hanya bisa dikendalikan sama perempuan, laki-laki pun bisa lho membantu upaya pencegahan aborsi. Kita semua harus bareng-bareng menumpas aborsi ilegal. Jangan sampai bangsa kita dilaknat sama Allah karena kelalaian kita dalam mengontrol hawa nafsu kita. Na’udzubillah....

Semoga bermanfaat ya teman. Guyonan-guyonan yang menyinggung, jangan dimasukkan ke hati ya :D

Semoga kita tetap istiqomah dan bersama-sama memerangi kemaksiatan. Wallahua’alam bishowab

Senin, 18 Juni 2012

Lagu Islami??? Why not?

Mungkin sekarang kita nggak kaget dengan musik-musik ala 2010 yang kebanyakan bertemakan sakit hati, pacar, cemburu, patah hati,bahkan frustasi. Dan sebagus-bagusnya musik itu tetep aja ada titik jenuhnya, sehingga membuat kita nggak begitu suka dan sering lagi dengerin lagu itu (kalo aku sii). Jujur, aku agak bosen dengan lagu yang "gitu-gitu aja", nggak ada "greget" buat dengerin, dan sekali dengerin udah kapok, nggak pengen dengerin lagi, karena lirik yang itu-ituuuu aja. Nah, temen-temen, banyak kan aliran musik di negeri kita ini, salah satunya adalah NASYID. Menurutku, lagu-lagunya bagus-bagus, darimanapun group nasyidnya. Setiap dengerin, rasanya jadi tambah inget sama Alloh, dan liriknya juga sederhana tapi mengena. Mengajarkan kita untuk memanfaatkan musik dan lagu bukan hanya sebagai pelampiasan perasaan tapi juga sebagai pujian kepada Allah, mendoakan saudara muslim kita yang lain, dan juga management cinta yang semestinya (buat siapa sih prioritas cinta kita). Nasyid juga nggak kalah banyaknya sama lagu POP. Banyak kok group Nasyid yang lagu-lagunya juga nggak kalah bagus. Bahkan nggak jarang group-group band sekarang yang juga bikin album religi (meskipun bikinnya kalo pas bulan ramadhan atau untuk event tertentu aja). Temen-temen bisa juga download lagu-lagu Nayid yang bagus lewat Youtube, 4shared, dkk. Mmm, mungkin masih pada ragu kali ya, bener nggak sih, lagu nasyid tu bagus. Nah, ini ada beberapa contoh judul + lirik nasyid plus yang mempopulerkan. Semoga bisa bermanfaat buat kita semua.

1. MUHASABAH CINTA

by: edCoustic

Wahai Pemilik Nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan baru kusadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku

Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah slama ini
ya Ilahi
Muhasabah cintaku

Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

2. PERTENGKARAN KECIL

by : edCoustic

Sedih bila kuingat pertangkaran itu
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu
Hilang canda tawamu
Tak ingin aku begini
Tak ingin begini

Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat
Buat batinku menangis
Mungkin karna egoku
Mungkin karna egomu
Maaf aku buat begini
Maaf aku begini

Bila ingat kembali janji persahabatan kita
Takkan mau berpisah karena ini
Pertengkaran kecil kemarin
Cukup jadi lembaran hikmah
Karena aku ingin tetap sahabatmu

3. KEIMANAN

by : Haris

Andai matahari di tangan kananku
Takkan mampu mengubah yakinku
Terpatri dan takkan terbeli
Dalam lubuk hati
Bilakah rembulan di tangan kiriku
Takkan sanggup mengganti imanku
Jiwa dan raga ini
Apapun adanya

Andaikan seribu siksaan
Terus melambai-lambaikan
Derita yang mendalam
Seujung rambut pun
Aku takkan bimbang
Jalan ini yang kutempuh
Bilakah ajal kan menjelang
Jemput rindu-rindu syahid
Yang penuh kenikmatan
Cintaku hanya untuk-Mu
Tetapkan muslimku selalu

4. SUCI SEKEPING HATI

By : saujana


Sekeping hati dibawa berlari
jauh melaui jalanan sepi
jalan kebenaran indah terbentang
di depan matamu para pejuang

Tapi jalan kebenaran
tak akan selamanya sunyi
ada ujian yang datang melanda
ada perangkap menunggu mangsa

Akan kuatkah kaki yang melangkah
bila disapa duri yang menanti
akankah hutang mata yang menatap
pada debu yang pasti kan hilang
Mengharap senang dalam berjuang

bagai merindukan bulan di tengah siang
jalannya tak seindah sentuhan mata
akarnya jauh ujungnya belum tiba

5. SEBIRU HARI INI

By : edCoustic

Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah


reff:
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini


Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

intro

reff 2x

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

6. ROSULULLOH

By : Hijjaz

Rasulullah dalam mengenangmu
Kami susuli lembaran sirahmu
Pahit getir pengorbananmu
Membawa cahaya kebenaran

Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umatmu yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya

Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau rasul mulia
Tabahnya hatimu menempuh dugaan
Mengajar erti kesabaran
Menjulang panji kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran

Rasulullah kami umatmu
Walau tak pernah melihat wajahmu
Kami cuba mengingatimu
Dan kami cuba mengamal sunnahmu

Kami sambung perjuanganmu
Walau kita tak pernah bersua
Tapi kami tak pernah kecewa
Allah dan rasul sebagai pembela

7. NANTIKANKU DI BATAS WAKTU

By : edCoustic

Berdoa di kedalaman hatiku
Tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan

Lewat kesalihanku
Yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau ku kelu
Tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku
Jangan salahkan

Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang
Nanti kubawa kau pergi
Ke surga abadi

Kini belumlah saatnya
Aku membalas cintamu
Nantikanku di batas waktu

8. BINGKAI KEHIDUPAN

By : Shoutul Harokah

Mengarungi samudra kehidupan,
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah,
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah
Kan menjadi saksi pengorbanan

Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Qur’anu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina

9. MERAH SAGA

By : Shoutul Harokah

Saat langit berwarna merah saga
Dan kerikil perkasa berlarian
Meluncur laksana puluhan peluru
Terbang bersama teriakan takbir

Semua menjadi saksi
Atas langkah keberanianmu
Kita juga menjadi saksi
Atas keteguhanmu

Ketika yahudi-yahudi membantaimu
Merah berkesimbah ditanah airmu
Mewangi harum genangan darahmu
Membebaskan bumi jihad palestina
Perjuangan telah kau bayar
Dengan jiwa, syahid dalam cinta-NYA

10. SEJUTA ARIF

By : edCoustic

Kata-katamu tak sempat lama kan lampu merah
Cepat kau menepi menghitung kepingan rupiah
Arif tak peduli walau panas hujan menerpa
Untuk sebuah kehidupan

Anak kecil berlarian dibelantara kota
Bernyanyi dengan alat musik sangat sederhana
Arif tak peduli masa kecilnya tlah terampas
Bahkan cita-citamu hampa

Reff :
Sepuluh seratus bahkan seribu
Seratus ribu bahkan sejuta Arif menunggumu
Uluran tanganmu
Demi generasi jauh disana

Pernahkah kau pikir andai kau Arif sebenarnya
Berjuang menepis keangkuhan manusia kota
Arif tak peduli hatinya terbentur prahara
Bahkan cita-citamu hampa


Semoga dengan mendengar lagu-lagu nasyid, hati, jiwa, dan perasaan kita lebih tentram, karena kita yakin Allah telah memberi yang terbaik untuk kita lewat setiap cobaan. Cobaan Melatih kita berjuang terlepas dari kepompong dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik. Cobaan bukan untuk dikeluhkan kepada sesama manusia, karena setiap orang pasti punya beban sendiri-sendiri. Semoga lewat Nasyid jugalah bisa menentramkan jiwa ketika coba mendera. Let's try this, guys!

Jujur Itu (Nggak) Enak (?)

“Jujur itu... ajur” atau “jujur itu... mujur” ?
               Hayo, pilih mana?
Masih ingat pelajaran PKN kelas 2 SD? “Salah satu sikap terpuji adalah....” Jawabannya? Salah satu dari sekian banyak sikap terpuji adalah JUJUR. Dan untuk melakukan serta membiasakannya bukan hal yang mudah. Kalau kata guru matematika di sekolah saya, “Bisa itu karena kalian terbiasa, dalam hal apapun itu.” Ya, bener, bisa itu karena biasa. Kalau kita mau jujur, kita pun harus terbiasa dengan jujur dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari kita.

Hmmm, itu teori. Atau CUMA TEORI? Buat apa sih kita jujur? La wong orang-orang di sekitar kita saja sulit untuk jujur? Dan sistem yang beredar dan berlangsung sudah membiasakan kita untuk berperilaku tidak jujur. Akibatnya orang-orang yang jujur justru terkalahkan dengan mereka yang tidak jujur. Jujur? Males deeh!

Di era yang sudah semakin maju ini, rasanya kejujuran dianggap hal yang sangat sepele. Tidak penting. Jujur hanya dijadikan “formalitas” belaka dan hanya untuk “bahasa keren” biar dianggap keren. Anggapan itu ada mulai dari kalangan pedagang, pendidik dan peserta didik, bahkan pejabat negara (yang sekarang lagi ramai, ketahuan sih korupsinya).

Kira-kira apa ya penyebabnya? Apa ya penyebab saat ini sangat sedikit orang yang jujur dan membudayakan jujur? Apa ya bener-bener jujur itu susah? Kalau jujur, bisa mati? Ah masa?

Kalau menurut pribadi (jadi boleh kalau Mas atau Mbak nggak setuju dengan pendapat saya) penyebabnya adalah tidak ada ketegasan dalam menghadapi ketidakjujuran yang ada. Oke, ambil deh contoh nyata yang hampir setiap hari ditayangkan di televisi. KORUPSI. Kalau kata guru Bahasa Indonesia di SMA, tidak jujur dalam ulangan adalah akar dari korupsi. Jadi, korupsi erat kaitannya dengan kata jujur.

Kita lihat banyak kasus korupsi di Indonesia yang terkesan tidak rampung. Belum lagi dalam menjalani hukuman “sang tersangka” mendapat remisi ini dan itu sehingga mempersingkat masa hukuman. Hal ini jelas akan “memotivasi” orang lain untuk ikut korupsi juga. Kenapa tidak? Tersangka jelas-jelas melakukan korupsi, terus dipenjara. Di penjara ternyata dia mendapat pelayanan yang mewah. Dan dibebaskan keluar masuk penjara sesuka hati. Bukan hal yang sulit, hanya dengan berkata “wani piro?”. Enak ya? Tapi apa ya iya, mau diterusin?

Dari sinilah orang-orang berpikir, untuk apa kita jujur. Yang tidak jujur bisa hidup mujur, tidak ajur. Yang tidak jujur seperti para koruptpr tetap bisa tersenyum dan bernafas lega walau sudah berbohong pada orang lain. Rasanya lebih menyenangkan jadi orang yang tidak jujur. Keuntungannya lebih banyak. Dan kalau ketahuan tidak jujur pun rasanya sudah terlalu banyak orang yang “memaklumi” atau istilahnya dikatakan “lumrah” terhadap sikap itu. (PARAH!)

Yang kasihan dan sangat mengenaskan adalah para generasi muda saat ini. Anak muda itu idealismenya sangat membara, berkobar-kobar dan seolah sudah ideologinya itu sudah terpatri dalam dirinya. Anggaplah semua anak Indonesia saat ini memiliki keinginan yang kuat untuk jujur dan sudah membiasakan jujur dalam kehidupan sehari-hari mereka hingga akhirnya masuklah kata “gue harus jujur” dalam kamus idealisme mereka. Setelah lulus, mau tidak mau mereka harus terjun langsung dalam dunia kerja. Nah di sinilah titik klimaksnya. Ternyata mereka harus menghadapi kenyataan bahwa dunia kerja yang mereka geluti sudah berlumuran dengan kata bohong bohong dan bohong. Bahkan sudah menjadi sistem. Mau tidak mau juga mereka harus ikut dalam perputaran sistem itu. Ya bagaimana lagi, ketika memasuki dunia kerja tentu posisinya masih sebagai junior yang harus menghormati dan menuruti seniornya. Kalau tidak, si junior pun akan kehilangan pekerjaan. Masuklah ia dalam sistem itu. Idealismenya yang dulu? Remuk tergilas sistem! Tragis.

Inikah Indonesiaku? Jawabannya ada pada Anda!

Jika memang jujur itu sulit karena sistemnya sudah sulit diubah, setidaknya kita bisa meminimalisir ketidakjujuran yang ada. Berhentilah berpikir bahwa tidak jujur itu tidak masalah dan bukan hal yang akan berdampak besar dalam hidup kita kelak. Mungkin para koruptor yang masih bebas “berkeliaran” itu sekarang masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bisa menikmati indahnya dunia. Tapi jangan lupa teman-temanku, dunia ini belum ada apa-apanya. Besok ada kehidupan yang lebih indah dan lebih abadi. Dan semua akan dimintai pertanggungjawaban, kelak.

Setiap manusia memiliki celah khilaf dalam dirinya. Begitupun diri ini. Tulisan ini bukan untuk mendikte siapapun, hanya sebagai pengingat diri sendiri dan syukur juga bisa mengingatkan teman-teman.

Jadi, masih berpikir kalau jujur itu tidak enak? Bukan pendapat yang salah, karena jujur itu bukan makanan, jadi tidak enak! Jujur itu bukan makanan tapi sesuatu yang harus dibiasakan. Yuk, sama-sama kita jujur. Kita bebaskan Indonesia dari sistem ketidakjujuran yang sudah menjamur! Indonesia ada di tangan kita. START FROM OURSELF!


* copas dari FB pribadi

Ya Allah, Aku (Takut) Jatuh CInta

Bismillahirrohmanirrohim...
 
Terlalu dalam makna dalam cinta. Sampai-sampai orang sulit untuk mencari definisi cinta. Wujudnya seringkali nggak terlihat jelas, tapi bisa dilihat dari tanda-tandanya aja. Teruus, apa lagi ya...Ya pokoknya gitu deh cinta. Susah ditebak dan datangnya tiba-tiba. Cerita jatuh cinta dan hubungan cinta itu serba tiba-tiba. Lho, kok bisa?

Karena datangnya suka tiba-tiba, jadi juga bisa bikin kita secara mendadak berubah 360 derajat (lho? tetep dong, cuma muter doang?), eh maksudnya 180 derajat.  Pengennya nunjukin yang baik-baik di depan si dia. Yang ada di pikiran, gimana caranya biar kekurangan yang dimiliki nggak bisa ketahuan sama si doi. Pertama si bohong satu unsur, lama-lama unsur-unsur akan bergabung menjadi molekul kebohongan. Molekul terus berkembang dan jadilah kebohongan yang berlanjut, karena ya itu tadi pengennya diliat yang baik-baik terus. Dan, secara perlahan, kita jauh dari Allah.

Tiba-tiba yang kedua adalah ketika tiba-tiba kebohongan itu terbongkar. Dan ternyata bukan cuma kita yang bohong, si doi pun selama ini bohong tentang kondisinya. Gubrak! What will you say??? Kebanyakan sih pada bilang, "kita putus!", lalu lari sambil berderai air mata, dan berbisik, "aku kecewa sama kamu...T.T". Dan ternyata si dia tiba-tiba jadi jauh dari kita.

Udah? Belum! Tadi kan sempet berbisik, "aku kecewa sama kamu...". rasa kecewa itu akan membekas jadi dendam. Lamaaaa banget. Akhirnya kalo ketemu nggak pernah nyapa, cuek bebek, dan kawan-kawan. Belum lagi PR besar yang harus dikerjakan, gimana caranya untuk melupakannya dari hidup kita? Aha! Cari yang baru aja! Ups, tunggu dulu, siap nih buat merasakan sakit dan kecewa yang kedua kalinya?

Wah, ternyata riweh ya jatuh cinta itu.... Sebenernya bukan jatuh cintanya yang riweh, tapi diri sendirilah yang membuatnya riweh, bener nggak? Cinta itu karunia yang saaangaaat besar dari Allah. Nikmat yang harus disyukuri, karena nggak jarang orang sulit memaknainya.

Jatuh itu pasti sakit. Entah seberapa stadiumnya, yang jelas tetep sakit. Ketika kita jatuh cinta, kita pun sering merasa sakit, contoh sederhananya, kita mencintai orang yang belum tentu jadi milik kita (cinta di sini cinta yang spesifik lho, bukan cinta antarmuslim, atau antarmanusia, karena cinta yang itu, beda lagi tingkatnya). Ya Alhamdulillah kalo si dia emang jodoh kita, tapi kalo bukan?? Nah, jawab sendiri ya...:D

Terus gimana dong? Katanya cinta datangnya suka tiba-tiba... Iya, emang tiba-tiba, tapi insyaAllah bisa dikendalikan. Konsekuensinya adalah rasa sakit setelah terjatun nanti. Jadi, kalo lagi jatuh cinta atau gejala cinta mulai ada, coba deh tanya lagi sama diri sendiri, "Siapkah aku ngrasain sakitnya nanti?"

tapi, bukan berarti kita jadi orang yang anti sama kata cinta. Kaya yang ditulis tadi, cinta adalah anugerah yang sangan luar biasa dari Allah. Dan tidak bisa dipungkiri, siapapun pasti pernah merasakan getaran cinta dalam hidupnya. Mau yang ngalim, yang rock en roll, yang pendiem, yang cerewet, bahkan yang bilang "aku benciiiiiiiiiii banget sama dia!" pun pasti pernah ngrasain cinta. Terus gimana? Apa kita nggak boleh jatuh cinta? Ya boleh, tapi ya itu, coba ditanya dulu hatinya, udah siap belum sakitnya?

Lalu apa yang kita lakukan ketika gejala cinta, rasa kagum dengan lawan jenis itu ada? Pertanyaan ini akan dijawab dengan pertanyaan juga. Dari mana datangnya cinta? Siapa sumber cinta TERDAHSYAT? Yup, ALLAH SWT! Kembalikanlah pada-Nya, agar cinta kita tidak terbang terlalu tinggi, namun dikembalikan pada Allah. Dan juga agar cinta kita pada Allah bisa tetap lanjut, tanpa ada kata putus.

Hmmmm...Sebenernya nggak ada rencana untuk nulis tulisan ini. Keinginan buat nulis datang secara tiba-tiba! Waduh, jatuh cinta dong! yup, I'm falling in love in writting....hehe. Jadi, mohon maklum kalau masih acak-acakan. Bukan bermaksud menggurui, mengajari, ataupun merasa sok suci karena belum pernah dilanda cinta. Diri yang lemah ini pun tentunya pernah disambar rasa cinta. Dan karena sudah pernah merasakannya, jadi tulisan ini hanya untuk mengajak untuki sama-sama menguatkan diri, mengingatkan, berbagi, dan menjaga hati agar cinta kita selalu ada untuk Allah. ALLAH DULU, ALLAH LAGI, ALLAH TERUUUUS!

Capek ya baca tulisan ini....Buat refreshing, coba deh buka Q.S An-Nuur ayat dua puluh enam...jangan cuma dibuka, dibaca juga yaaa:D
semoga bisa menyiapakan hati untuk melawan "jatuh cinta" yang datangnya, TIBA-TIBA. Waspadalah, waspadalah!